Ads 468x60px

Saturday, August 19, 2017

MERDEKA TUNTAS, PILAR TUJUH BELAS.

Indonesia kita, mari bersama kita jaga. 
Bersama kerabat menyusuri jalan jalan di Singapura, pikiran saya bercabang dua. Pertama membandingkan suasana perayaan Hari Negara negeri jiran yang hanya ditandai seremoni sehari di panggung Marina plus satu dua bendera kecil yang menempel di jendela apartemen. Kontras dengan kemeriahan masyarakat kita yang kibaran merah putih menghiasi setiap sudut negeri plus suguhan lomba dan kegiatan di setiap gang kota dan desa.

Kedua, saat mengamati arsitektur gedung yang cantik ikonik, saya teringat gedung sekolah kami yang sedang dalam tahap pembangunan. Jika selama ini sekolah mewah hanya bisa dirasakan mereka yang berkantong tebal, maka memaknai kemerdekaan ini kami ingin bangun gedung megah full fasilitas tapi terjangkau untuk semua kalangan termasuk mereka yang miskin.

Gedung ini memang belum jadi. Bangunan ini memang belum indah. Masih banyak puing dan bahan bangunan berserakan. Meski demikian pantang bagi kami menengadahkan tangan meminta sumbangan. Silahkan mengulurkan tangan asal jangan suruh kami merubah bentuk bangunan. Silahkan ikut membangun sejauh tidak memberi syarat kami menggadaikan gedung ini untuk kepentingan kalian.

Negeri kami memang belum sempurna. Masih banyak kekurangan berserak di sana sini. Meski demikian, pantang buat kami merendahkan diri mengemis hutangan. Kami tidak alergi bantuan tapi jangan coba merubah ideologi bangsa ini. Pancasila filosofi suci nenek moyang kami. Silahkan tawarkan pinjaman tapi jangan coba beri kami syarat harus menggadaikan sejengkalpun tanah warisan para pejuang. Monggo saja bekerjasama asal tidak dalam relasi bos dan jongos, tuan dan budak belian. Kita berdiri setara antar bangsa berharga diri dalam bingkai ta'awanu yang berkeadilan dan saling membutuhkan.

Entah kapan gedung kami ini selesai. Tapi kami yakin itu sebentar lagi. Dengan ijin dan pertolongan Allah, kami akan terus berjuang dengan keringat kami sendiri. Pertolongan Allah itu dekat. Entah kapan negeri ini akan makmur dan berdikari. Tapi kami yakin itu akan terjadi. Tekad kita untuk hidup maju, beriman, berswadaya dan ber dignity. Mencapai itu mungkin kami akan berdarah dan tertatih. Kami siap asal rakyat berdaulat dan berkeadilan sosial.

Insya Allah, saat gedung ini jadi, akan lahir dari dalamnya, generasi merdeka pelanjut visi para pejuang. Yang cerdas, berilmu dan berkepribadian luhur bangsa dan beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa. Insya Allah, saat bangunan negeri ini sudah merdeka hakiki, akan lahir dari perut bumi ibu pertiwi, pemimpin sejati yang diridloi Ilahi. Yang shidiq (benar) amanah (terpercaya) tabligh (penyampai dan pelaksana amanah rakyat) dan fathonah (cerdas).

Ada tujuh belas tiang di gedung ini. Menyahuti seruan tafakur dan dzikir 17 17 2017 ini, kami tancapkan tujuh belas merah putih di atasnya. Menandai awal kemerdekaan sejati. Meninggalkan kemerdekaan semu ragu dan penuh tipu, menuju kemerdekaan yang tuntas. Berkibarlah tujuh belas benderaku. Jadikan kerasnya angin sebagai penambah anggun pelambai merah putihmu. Jayalah negeriku. Jadikan kerasnya serangan topan berbagai persoalan kebangsaan sebagai ujian kekuatan pondasi kemajuan.

Gedung ini nantinya bertingkat dan mungkin tampak megah. Tapi siswanya tetaplah campuran antara anak keluarga mampu dan kalangan ekonomi lemah. Negeri ini nantinya akan hebat dan mungkin beranjak maju sejahtera. Tapi takkan kami biarkan hanya dinikmati oleh segelintir komprador wakil penjajah. Seluruh anak ibu pertiwi dari Sabang sampai Merauke berhak atas kemakmuran dan sumber daya negeri. Merekalah pemilik sah tanah air Indonesia. MERDEKA!
Bismillah.

0 comments:

Post a Comment

 

Pengikut