Ads 468x60px

Sunday, April 7, 2013

CARA MENJADI FOTOGRAFER HANDAL


Penggemar fotografi sekarang banyak bermunculan seperti jamur di musim hujan. Di tempat umum, kita bisa menemukan banyak orang yang berjalan-jalan sambil membawa kamera DSLR atau toycam yang dikalungkan di leher. Di taman bermain, di mall, di daerah kota tua, cagar alam, dan tempat umum lainnya.  Umurnya juga bervariasi. Mulai dari remaja labil sampai om-om yang kepalanya sudah botak dan berperut buncit.
Mumpung sedang banyak peminatnya, maka saya ingin berbagi pengalaman seputar pengalaman saya memasuki dunia fotografi. Judul tulisan ini pun sengaja saya pilih karena setelah saya cek, termasuk kategori top search di Google. Yah, siapa tahu saja nanti ada yang baca. Kan lumayan.
Saya tidak akan bicara teknik dan sebagainya disini. Biarlah itu jadi jatahnya teman-teman fotografer lain yang mengaku profesional. Mereka (mungkin) lebih kompeten dalam urusan teknis. Saya sih, tergolong biasa-biasa saja. Profesional bukan, amatir pun tidak.
Wah, jadi kepanjangan prolognya. Langsung to the point saja. Inilah hal-hal yang sebaiknya dipertimbangkan sebelum memasuki dunia fotografi. Bukan bermaksud untuk menakut-nakuti, cuma mau memberitahu apa yang harus dipersiapkan saja kok…
1. Punya otot leher yang kuat
Ini adalah persyaratan utama, makanya saya simpan di nomer 1. Kenapa? Karena kamera DSLR itu lumayan berat. Apalagi kalau sudah ditambah aksesori tambahan seperti flash dan battery grip. Belum lagi kalau kameranya dipasangi lensa tele yang besar, panjang dan berat. Tidak percaya? Coba saja kalungkan kamera DSLR + flash + battery grip + lensa 70-200 mm lalu biarkan selama satu jam. Dijamin leher anda akan terasa sakit. Hehehe..

Cobalah memotret dengan gaya seperti ini selama 1-2 jam..
2. Otot-otot lainnya juga harus kuat
Kenapa? Kalau tidak sedang dikalungkan, kamera pasti dimasukkan ke dalam tas. Yang tersiksa bukan cuma otot leher juga, tapi juga otot bahu dan punggung yang harus menopang tas berisi kamera tersebut. Kaki juga lama-lama akan terasa pegal karena membawa tambahan beban yang cukup lumayan.

Kalau sudah sebanyak ini, bawanya dijamin berat!
dijamin beratnya lebih dari 5 kg..
Mari menyambut encok dan sakit punggung
3. Kuat modal
Harga kamera dan peralatannya tergolong mahal. Kamera DSLR second saja harganya minimal 3 juta ke atas. Kalau menyewa pun, harganya berkisar dari 200 ribu per harinya. Kalau modalnya kulit badak, bisa saja meminjam kamera teman setiap akan memotret. Cuma, urat malu kita harus dipotong terlebih dahulu.
Kalau tidak punya modal membeli dan malu meminjam kamera, cobalah untuk bekerja di industri yang berhubungan erat dengan dunia fotografi. Misalnya di media cetak, media elektronik, advertising, dll. Biasanya tempat-tempat seperti ini punya kamera inventaris untuk dipakai bekerja oleh karyawannya. Cuma, mau tak mau harus punya modal skill dan mental yang cukup untuk bertahan disana.
Menjadi fotografer tidak selalu harus memiliki kamera. Saya pribadi tidak memiliki kamera. Bahkan kamera pocket pun tidak. Saya setiap hari memotret memakai kamera kantor. Gratis, dan dibayar pula. Hehehe..

Semua ini bisa ditukar dengan sebuah rumah tipe 36
4. Jangan asal jepret
Saya sering menemukan orang-orang yang ‘trigger happy’ dengan kameranya. Memotret dengan mode ‘burst shooting’ sehingga kameranya berbunyi seperi senapan mesin. “Klak! Klak! Klak! Klak! Klak!” Tapi waktu saya mengintip orang itu mem-preview hasilnya, tampak kalau hasilnya sama saja dengan memotret memakai kamera handphone. Buram, blur, dan tidak jelas.
Padahal, pada kamera DSLR dikenal istilah ‘shutter count’ alias berapa kali sudah kamera itu dipakai memotret. Setelah sekian puluh ribu jepretan, shutter unit akan rusak dan harus diganti. Dan minimal harganya sekitar 1 juta, makanya sayang kalau dihabiskan untuk memotret dengan sia-sia.
ini shutternya Nikon D90
Inilah si alat yang pasti akan rusak itu..
Yah, kira-kira begitulah awalnya. Untuk selanjutnya, silakan dicoba dan dicari tahu sendiri. Lagipula kalau postingannya kepanjangan takutnya saya dibilang sok tahu oleh para ‘master’. Salam!
Selamat mencoba, dan selamat memotret…

Sumber: http://dontorro.wordpress.com/2010/12/12/cara-menjadi-fotografer-handal
Posted by ersyis on December 12, 2010 ·

0 comments:

Post a Comment

 

Pengikut