Ads 468x60px

Thursday, July 24, 2014

Liburan, Lebaran di Kampung Halaman

@ Gus Arsyis.
Beberapa hari lagi, kita mendapat jatah liburan dari pesantren selama 25 hari. Diberi waktu untuk bertemu keluarga dirumah, setelah sekian lama tak berjumpa.

Tentu sangat bahagia berjumpa bersama keluarga tercinta, rindu, canda, tawa bahkan sampai meneteskan air mata.

Itulah sedikit gambaran suasana liburan waktu Lebaran di kampung halaman, tentu anda sangat pengalaman. Karena tiap lebaran selalu melakukan hal yang demikian, sehingga sudah sejak jauh hari sebelum ramadhan sudah dipersiapkan agenda liburan di kampung halamanya.

Minimal di rembukin dengan teman se-CS kentel / sekampung halaman, “Kapan brangkatnya, naik apa, pulangnya gimana, bla-bla” Ironisnya, biasanya sebagian dari teman-teman kita pada beli kartu perdana. Kemudian saling tukar kartu dengan NON-MUKHRIM, astaqhfirlah... semoga liburan kali ini tidak ada kejadian yang sama / negatif lainya, amin.

Jangan sampai kita jadikan liburan sebagai ajang membebaskan hawa nafsu, yang selama ini dibatasi dipesantren. Seperti dawuh beliau Gus Khosyi’in pada pengajian Ahad kemaren.

Apapun keingin hati, Shopping, HP-An, nonton TV, Puaskan Makan , Kluyuran (jalan-jalan), Rekreasi, FB-An, dipuas-puaskan sesuai keinginan.

Harapan saya, kita bisa menghilangkan kebiasaan yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan tidak mencerminkan seorang santri, apalagi Santri SPMAA!
              “Yang biasa belum tentu benarnya, yang benar harus     ...........................................dibiasakan”

Kenapa kita tidak membiasakan kegiatan dipondok untuk dipraktekan dirumah? Mulai bangun sholat Malam sampai persiapan tidur.

Begitu juga adanya larangan-larangan untuk kita selama dipondok, knapa kita tidak berusaha untuk membentengi diri kita sendiri selama liburan dirumah? toh itu untuk kebaikan diri kita masing-masing.

Dirumah tapi tetap ngejalanin 8 Rukun Santri, dirumah tapi ngak nonton tipi, dirumah tapi ngak pakai hp,dirumah tapi ngak hura-huri, ngak pakai eF Bi dan menahan nafsu diri.

Masak ngak bisa? Katanya Santri SPMAA? Katanya Santri Sempurna? Katanya Ta’at + Cinta Komandan? Mana buktinya? Katanya Jiwa+Raga?

Jangan hanya berkata “Taat KOMANDO” tapi kerjakan sepenuh hati, jiwa raga ini, meski tanpa ada yang mengawasi.

Baru diuji seperti ini, bagaimana dengan ujian yang dialami  para Nabi, Sahabat dahulu, Bilal contohnya (yang ditindih dengan batu), Ibu Masyitoh (digodok hidup-hidup dengan putranya) hei santri putra-putri!

Seberat, sejenuh, sesuntuk, sengga’enak apapun kita di Pondok ini, tidak ada apa-apanya dengan ujian yang dialami para Nabi-Rasul & Para Sahabat dahulu.

Karena memang “Addunya Sijnul Mu’minin Wa Jannatul Kaffirin” Dunia penjara bagi orang mukmin dan Surga bagi orang Kafir.

Sekarang tinggal terserah kita, memilih kenikmatan dan kebebasan di Dunia atau di Akhirat nanti.

2 comments:

 

Pengikut